Jakarta sudah mulai lama menyelenggarakan pembatasan gerak sosial untuk warganya. Daerah-daerah lain pun sudah banyak yang ikut-ikutan, bahkan kabupaten yang tak jauh dari kami yakni Tegal yang sudah pernah melakukan lock down kecil-kecilan besok lusa akan memberlakukan lagi, yaitu apa yang di sebut PSBB yaitu Pembatasan Sosial Berseka Besar itu. Sementara di sini yang hanya beberapa langkah jaraknya suasananya tetap biasa-biasa saja.
Sejauh ini setiap keliling naik sepeda motor, sepanjang perjalanan warung-warung makan buka seperti biasa dan orang-orang tetap santai menikmati suasana siang dan malam hari di jalanan. Masjid tetap penuh pada sholat Jumat. Pedagangma tak dijauhi pelanggan dan bahkan anak-anak ABG yang baru lulus sekolah masih konvoi sepeda motor bencengan satu motor bertiga. Pada malam hari mereka yang pacaran apalagi, lengket lahir dan batin.
Tak tampak raut cemas pada muka mereka yang lalu lalang, bahkan dikeramaian tak ditemukan wajah bermasker. Orang dengan ekspresi gelisah berjalan cepat di jalan-jalan kampung pun tak saya lihat. Di toserba-toserba fasilitas untuk cuci tangan tersedia, tapi orang-orang yang dengan suatu cara mengingatkan agar begini begitu benar-benar nihil, himbauan pemerintah sepertinya dianggap cukup lewat media massa. Di sini segalanya memang berkesan tak sedang ada wabah yang bikin gundah.
Sejauh ini memang di Brebes belum ada ramai-ramai warga menolak jenazah seperti di banyak tempat, karena yang meninggal dibunuh Corona saja entah ada atau tidak. Data lokal yang setiap hari update pun hanya menampilkan ODP dan PDP yang jumlahnya terus bertambah tapi tak ada yang disebut positif. ODP terus bertambah karena perantau yang mudik terus saja berdatangan, tapi entah mengapa belum dinyatakan terinfeksi.
Banyak yang bilang semua tampak baik-baik saja di Brebes karena di sini dikenal sebagai pusat bawang merah, yang entah hoax atau bukan katanya bawang merah yang diletakkan di pojok ruangan bisa menangkal virus.
Bawang merah di sembarang tempat memang mudah di temukan di sinii: di sawah, di pinggir jalan, di halaman rumah, di ruang tamu apalagi di dapur-dapur. Apa karena hal ini Corona yang di seluruh jagat sedang jadi hantu di sini tidak bisa beraksi? Tak cuma mereka yang di pelosok, di kota pun warga santai menghadapi wabah yang bagi kebanyakan warga dunia sangat mengerikan.
Pastinya banyak yang was-was menghadapi pandemi Covid-19 ini, walaupun lagunya tetap santai seperti yang tampak sehari-hari. Jadi walau gayanya santuy, sangat mungkin orang di sini pun sama seperti di tempat lain merasa tak anti Corona atau kebal virus, tapi keadaan memang begini adanya, ya begini saja.
Semoga keadaan di Brebes yang berlangsung seperti sekarang ini bukan karena lalainya pemerintah setempat dalam menghadapi pandemi, tapi semua tampak baik-baik karena memang benar-benar baik-baik adanya.
Semoga.
Komentar
Posting Komentar