Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Bawang Merah Murah, Kenapa Demo Bupati?

Sebelum ini saya pernah ceritakan keluh kesah seseorang di sini , bahwa bawang merah sekarang sedang murah.  Dan ternyata benar adanya. Setelah tahun lalu banyak petani bawang merah cengar-cengir bisa beli motor bagus-bagus, kini mereka ketemu lagi dengan harga murah. Dan rupanya setelah menikmati harga bawang yang mahal dalam waktu lumayan lama, ketika kini ketemu lagi dengan harga murah seakan-akan apa yang kini terjadi bukan sesuatu yang biasa terjadi di pasar.

Libur Sekolah; Kenapa Dibuat Beda?

Siang tadi (23.12.2017) siswa sekolah SD, SMP dan SMA di Brebes Jawa Tengah telah  mengakhiri semester ganjil tahun pelajaran 2017/2018. Mulai besok mereka akan libur akhir semester—bertepatan dengan akhir tahun—selama sepekan lalu kembali masuk sekolah di awal tahun baru. Libur (agak) panjang, dan kebanyakan anak-anak sekolah itu merespon dengan gembira, walau ada juga yang menggerutu mengingat pada tahun sebelumnya libur akhir tahun berlangsung selama dua pekan (peraturan ini mungkin berbeda di tiap daerah).

MAAF RUMAH ANDA DIBONGKAR, BREBES LAGI BEBENAH SUNGAI

Akhirnya tiba juga waktunya, Brebes menata kembali sungai-sungainya yang selama ini tak terurus. Setelah Jakarta kini sungainya lumayan bagus, Brebes rupanya tak mau kalah. Menjelang tutup tahun, setelah sosialisasi dilakukan sejak bulan Agustus kini bangunan liar di pinggir sungai yang masih berdiri akhirnya dibongkar paksa oleh aparat.  Sesuai rencana bangunan-bangunan yang menempati tanah negara itu akhir tahun ini memang harus sudah dibongkar.

Brebes Diguncang Gempa

Di dalam kamar, di depan komputer, menjelang tengah malam, tiba-tiba kedua telapak kaki tergetar hebat. Saya langsung sadar telah terjadi gempa, dan orang-orang rumah yang terbangun dari tidur langsung ribut dan berlarian ke luar rumah. Saya sendiri karena sedang berurusan dengan komputer tidak langsung keluar rumah, tapi ternyata guncangan berlanjut dan di luar rumah sudah ramai maka saya ikut melencing juga.

Harga Bawang Merah Rp 3000,-/Kilogram?

Seorang saudara siang tadi bercerita kepada saya tentang hasil pertaniannya yang di tahun 2017 ini menurutnya tidak menghasilkan. Dia tentu saja petani bawang merah yang menurutnya kini harganya sedang anjlok, tiga ribu rupiah per kilo gram. Tentu harga itu bisa disebut sangat murah, mengingat tahun lalu yang pe rkilonya sempat tembus di atas tiga puluh ribu rupiah. Pada awal tahun sampai lewat pertengahan tahun harga bawang merah masih di kisaran Rp 20000,- cuma waktu itu hama telah mengambil laba yang diimpikan.

DULU KIRKAT, KINI BEREKAT

Malam ini adalah malam ke duabelas bulan Robbiul Awwal , malam ‘rolasan’ dalam ungkapan Wong Brebes. Malam puncak rangkaian peringatan Muludan atau Maulid Nabi dalam rangka mengenang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Pada malam ini—tak hanya di Brebes—biasanya masjid dan musholla-musholla suasananya lebih ramai dari hari-hari sebelumnya. Ada banyak makanan berat di sana, yang pada sebelas hari biasanya cuma kue-kue, pada malam ini ada tentengan berupa nasi dan lauk-pauknya.

Mirong Pirik

Bahasa nasionalnya mungkin peyek, orang-orang Brebes dan sekitarnya menyebut dengan istilah Mirong. Di sekitaran Brebes dan Tegal ada juga istilah rempeyek, dan tentu saja semua itu jenis makanan yang tidak jauh berbeda. Rempeyek isiannya kacang (kacang tanah atau kacang hijau) sedangkan mirong isiannya ikan atau udang. Adapun peyek lazimnya untuk menyebut semua itu, tentu dengan tambahan di belakangnya: peyek udang, peyek kacang dan peyek teri.

MULUDAN DAN KENANGAN MENYENANGKAN

Sampai lagi di bulan Robbiul Awwal, salah satu bulan penting bagi kaum muslimin. Inilah bulan kelahiran Sang Penghulu ummat, bulan mauld atau bulan muludan. Pada bulan ini dua belas hari di awal bulan sudah lazim di kampung-kampung di Brebes akan berlangsung setiap malam acara muludan: orang-orang berkumpul di musholla-musholla bersholawat, dibaan, membaca barjanzi dan makan-makan.

Surat Kepada Kawan: Masih Sapto Darmo-kah?

Selamat malam kawan, semoga damai selalu di manapun engkau kini berada. Lebih dari dua puluh tahun kiranya saat terakhir kita bertemu. Pertemuan berkesan yang sepanjang waktu terus teringat dan jadi renungan, bahwa ternyata hidup ini penuh kejutan. Entah bagaimana keadaanmu sekarang, terakhir aku mendengar kabarmu sepuluh tahun lalu, ada yang bilang engkau menetap di Kota Brebes.

MAKIN BANYAK, MOTOR BERUBAH JADI BECAK

Becak motor bukanlah sesuatu yang baru, di beberapa tempat dengan bermacam model mudah ditemui bahkan ada yang jadi ciri  khas suatu daerah. Di Brebes becak motor pun ternyata lumayan banyak, entah sejak kapan yang pasti di samping becak model lama yang dikayuh kini banyak bersliweran becak yang disambung dengan sepeda motor. Tak ada yang khas, karena cuma mengganti bagian belakang becak dengan badan sepeda motor butut.

HKN Ke-53: Germas Bikin Gemas

GERMAS: Gerakan Masyarakat Hidup Sehat yang launching 6 Juli 2017 di Brebes dan sudah berjalan satu tahun secara nasional, dirasa-rasanya apa yang dicanangkan oleh pemerintah ini sekedar main-main. Bagaimana tidak, dari lima program yang ada: Melakukan aktifitas fisik  setiap hari, Makan sayur dan buah, Cek kesehatan rutin, Tidak merokok dan Menggunakan jamban sehat dengan melihat realitas warga—khususnya di pedesaan Brebes—dan bagaimana tindakan pemerintah dalam menyikapinya, seperti olok-olok saja?

PAHLAWAN NASIONAL DARI BREBES

Kembali Hari Pahlawan diperingati, suasananya adem-adem saja namun ada satu pertanyaan menggelitik: adakah seorang pahlawan nasional dari Brebes? Ada beberapa makam  pahlawan di Brebes, salah satunya yang pernah saya datangi saat ikut renungan malam waktu jaman sekolah ialah di Jatibarang (di desa Janegara), tapi nama pahlawannya sepertinya tidak ada. Karena kini penasaran saya coba cari informasi dan saya dapati nama Kiai Haji Syatori.

Kali Pemali

Di setiap tempat di bumi ini pasti ada sesuatu yang menjadi pengingatnya. Entah itu bangunan, pohon atau sungai. Dan untuk sungai, di Brebes ada Sungai Pemali . Orang Brebes menyebutnya Kali Pemali, sebuah sungai besar yang melintasi Kota Brebes dan hanya beberapa puluh meter dari alun-alun kota. Bisa jadi karena sungai ini melintas di pusat kota maka akrab di ingatan warga, namun bisa saja karena sungai ini dianggap angker oleh orang-orang di sekitarnya.

Nyebrang Pemali Pakai Perahu, Awas Buaya Siluman

Ingat Brebes, ingat Kali Pemali . Ya, orang Brebes kalau tidak kenal Kali Pemali patut dipertanyakan keasliannya. Kali pemali  (Pamali) adalah kali atau sungai paling terkenal di Brebes dan paling dikeramatkan. Sungai yang pada jaman dahulu jadi batas pemisah pulau Jawa bagian barat dan Jawa bagian timur ini memang terkenal  keramatnya, warga sekitar sampai sekarang masih meyakini di sana ada banyak buaya, terutama buaya siluman.

Dokar: Jangan Kau Pergi Jauh

Brebes yang dilewati jalur Pantura sudah pasti termasuk kawasan yang cepat perkembangan masyarakatnya. Apalagi kini jalan tol Transjawa sudah hampir tuntas, maka mobilitas masyarakat pun kian cepat. Alat transportasi sudah tak lagi terbatas, segala macam kendaraan mudah ditemui, dari yang terbaru sampai yang kuna lecit ada. Salah satu yang dibilang kuna adalah Dokar. Ya, dokar atau andong atau delman (orang-orang Brebes biasa menyebutnya Pir) kendaraan umum yang ditarik kuda itu hingga kini masih eksis dan tentu saja mudah ditemui.

PANTAI RANDUSANGA INDAH ?

Saya yakin kalau ditanyakan nama tempat wisata pantai di Brebes kepada warganya jawabannya pasti Randusanga. Pantai Randusanga Indah yang disingkat jadi Parin ini memang  pantainya wong   Brebes. Walau sebutan “indah” rasanya berlebihan namun pantai ini pada hari libur selalu ramai pengunjung. Memang  ada beberapa orang yang mungkin karena sudah sering bolak-balik ke sana dan bosan, mereka bila diajak ke sana mencibir dan menolak, tapi Parin tetaplah Pantai Randusanga yang dianggap indah.

Sarungan, Santri Brebes Upacara di Alun-alun Kota

Mungkin anda pernah mendengar lagu Kota Santri, lagu jadul milik Nasyidaria yang pernah top di awal 1980an, lagu itu jelas bukan sedang bercerita tentang Brebes. Brebes rasanya memang tak pernah disebut sebagai kota santri. Brebes pun bukan daerah tujuan utama calon santri, walaupun di seantero Brebes bisa ditemui banyak Pondok Pesantren. Namun di Hari Santri Nasional peringatannya tak kalah dengan tempat-tempat lain yang dikenal sebagai daerah pesantren. Bahkan ada upacara bendera segala di alun-alun kota dengan melibatkan bupati.

Nglongok Agrowisata Besaran Hijau Jatibarang

Ada banyak tempat rekreasi yang dekat dengan kota Brebes, salah satunya adalah Agrowisata Besaran Hijau Jatibarang . Tempat rekreasi yang lokasinya di sebelah selatan  Kota Brebes itu jaraknya sekitar 10 Km dari jalur pantura dan masih berada di dalam kota Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Menempati  bekas kompleks mBesaran , yaitu rumah dinas pimpinan Pabrik Gula (PG) Jatibarang , tempat rekreasi ini menyediakan banyak wahana untuk bersenang-senang bagi warga sekitar terutama di hari libur.

INTIP GORENG

Sebagai pemirsa televisi, acara kegemaran saya adalah eksis habis , sebuah acara yang menyiarkan sesuatu yang masih ada di sekitar kita sekarang padahal sudah sangat jadul . Sering menontonnya, saya belum pernah menyaksikan acara itu menampilkan intip goreng. Ya, intip alias kerak nasi yang digoreng jadi kerupuk atau seperti rengginang ternyata di zaman magic com makanan asal jadi itu masih eksis  habis. Dan sebelum acara televisi itu mengulasnya, saya harus lebih dulu menuliskannya di sini.

SEMARAK MUHARRAM DESA PETUNJUNGAN

Tak seperti Tahun Baru Masehi yang kemeriahannya tumpah pada malam  pergantian tahun, Tahun Baru Hijriyah punya gaya sendiri. Tak ada pesta kembang api dan pesta gila-gilaan saat detik-detik perpindahan tahun, yang lazim adalah acara doa bersama pada sore hari (ba’da Asyar sampai Maghrib) di masjid-masjid. Kemeriahan justru berlangsung sepanjang bulan Muharrom –bulan pertama Hijriyah—yang berupa karnaval, tabligh akbar atau pengajian di kampung-kampung. Seperti di Desa Petunjungan, Bulakamba, Brebes penyambutan tahun baru dilakukan tepat saat bulan sedang purnama, bertepatan dengan tanggal 5 Oktober 2017 lalu.

MUSIM HUJAN, INGAT BANJIR

Hujan sudah beberapa kali turun. Walau belum rutin, namun tanda-tanda rendeng sudah tampak dari mendung yang setiap hari menggelayut. Dua tiga minggu kedepan sangat mungkin hujan bakal sering turun. Sudah lazim pada bulan Oktober, November, Desember hujan ber ber ber dan banjir biasanya ada di mana-mana. Tak musti banjir besar, sekedar genangan beberapa saat setelah hujan pun bisa disebut banjir dan mengganggu. Dan kenyataannya tak hanya di daerah yang langganan banjir, kini banjir bisa melanda tempat yang secara analisa tak mungkin terkena banjir.

Sega Lengko untuk Vegetarian

Sega Lengko atau (biar meng-Indonesia) Nasi Lengko ternyata gampang ditemui sehari-hari di kampung-kampung di sekitaran wilayah Brebes bagian utara. Entah sejak kapan, yang jelas umumnya para penjual nasi sedia menu satu ini. Nasi putih yang ditaburu irisan tahu- tempe goreng dan sayuran mentah seperti tauge dan  timun  ini sangat disukai anak-anak, mungkin karena ada kecapnya. Dimakan buat sarapan hanya dengan tambahan kerupuk sudah cukup nikmat, cuma orang tua biasanya (yang banyak duit tentunya) butuh tambahan lauk, seperti sate atau apalah.

LUPA PASANG BENDERA SETENGAH TIANG?

Himbauan pasang bendera setengah tiang pada siang tadi (30/9/2017) ternyata tak direspon antusias oleh warga Brebes. Ukurannya adalah desa tempat saya tinggal: Petunjungan kecamatan Bulakamba dan beberapa desa terdekat. Di jalan raya hanya satu dua rumah yang pasang bendera merah putih (masuk gang tak ada sama sekali), itu pun tidak setengah tiang. Mungkin karena sudah lama tak melakukannya atau sosialisasinya yang kurang?

BREBES TIBA RENDENG

Setelah di dahului dengan hujan pendek dua malam berturut-turut, sepanjang  siang tadi (27/9/2017) hujan benar-benar turun hingga  di mana mata memandang yang tampak air menggenang. Musim penghujan sudah datang di bumi Brebes. Ya, menurut hitungan periodik sekarang sudah waktunya musim penghujan atau rendeng . Sudah jadi pengetahuan umum bahwa ketiga atau musim kemarau yang dimulai pada bulan April akan berakhir di bulan September dan mulai bulan Oktober berarti sudah musim penghujan sampai di bulan Maret. Mungkin sekarang musim sudah tak tentu, tapi hitungan itu tetap saja berlaku

ADUHI BREBES: SUNGAI DAN SAMPAHMU

Brebes masih kemarau. Hujan memang sudah dua hari berturut-turut turun namun sebentar-sebentar. Sawah masih merekah, debu masih mengganggu, sungai penuh sampah dan tukang es masih senang. Walau begitu rasanya tinggal menghitung hari musim hujan menyelimuti bumi Brebes, menyelimuti petani yang sepertinya sekarang sedang menggigil. Dan sebelum kemarau pergi saya akan bicarakan beberapa masalah yang tampak di mata dan mengganggu pikiran saya.

GEMBLONG KOCAR-KACIR

Hari Minggu enaknya bicara kuliner. Dan sebagai orang Brebes saya akan sajikan kuliner yang saya kira khas Brebes dan sekitarnya. Yaitu gemblong. Gemblong mungkin ada di banyak tempat di Jawa Tengah, tapi nama sama belum tentu bentuknya serupa atau bentuk sama namanya bisa saja berbeda. Di kapung saya ada yang namanya Gemblong Kocar-kacir, dan saya yakin ini makanan khas Brebes.

NOBAR FILM G 30 S PKI DI BREBES

Setelah lama disimpan di gudang akhirnya film PENUMPASAN PENGKHIANATAN G 30 S PKI tayang kembali. Di Jakarta sudah berlangsung dari tanggal 20 September 2017 nonton bareng film yang konon penuh kebohongan ini dan di Brebes ternyata ada juga jadwalnya: tanggal 29 September 2017 di Alun-alun kota Brebes . Bagi yang kangen dan ingin bernostalgia nonton layar tancap, monggo datang rame-rame. Bagi yang gampang masuk angin bisa nonton di rumah, karena TV One juga menayangkannya pada jam yang sama. Monggo...monggo...

LOGO KABUPATEN BREBES

BREBES MASIH KEMARAU

Sejenak tadi saya keluar rumah melihat warna langit di atas genteng,  rada hitam tidak terang, tapi banyak bintang bertebaran.  Besok malam baru mau tanggal 1 Muharom jadi bulan sedang asyik-asyiknya tidur, bukan begitu? Yang jelas langit tampak bersih dari awan-gemawan. Padahal beberapa hari terakhir tiap pagi dan sore langit Brebes dinaungi mendung pekat, bahkan dua malam yang lalu (17/9/2017) sempat turun hujan lumayan besar walau sebentar. Rupanya kemarau di Brebes masih akan berlanjut.

SEKILAS TENTANG BREBES

Kabupaten Brebes  ( bahasa Jawa :  ꦨꦽꦧꦼꦱ꧀ ) adalah salah satu  Kabupaten  di  Provinsi   Jawa Tengah ,  Indonesia . Luas wilayahnya 1.902,37 km², jumlah penduduknya sekitar 1.732.719 jiwa (2010). Ibukotanya ada di Kecamatan  Brebes . Brebes merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk paling banyak di  Jawa Tengah , dan  terluas  ke-2 setelah  Kabupaten Cilacap .