Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Musim Penghujan dan Brebes Berhias

Program pengerukan sungai yang tengah berjalan di Brebes, pada musim hujan sekarang dirasakan lumayan menghibur. Sungai-sungai yang beberapa waktu lalu memperihatinkan karena dangkal dan terus menyempit kini tampak benar-benar sebagai sungai. Semoga proyek ini berlangsung tidak asal-asalan, maksudnya dengan memperhitungkan perawatan dan pemeliharaan yang berkesinambungan.

CETOT: Bikin Ceria, Tidak Alot

Ada banyak makanan di Brebes yang karena namanya yang lucu sering memunculkan pertanyaan-pertanyaan. Sebut saja : awul-awul, awug-awug, blendung, geplak, cethil dan cetot. Nama-nama itu kesannya pada awal munculnya sepontan keluar dari mulut seseorang, karena dirasa enak di telinga maka jadilah nama abadinya. Seperti nama terakhir yang ternyata sosoknya masih bisa ditemui setiap pagi di pasar. Bentuknya yang mungil, sensasinya ketika diambil untuk dimakan, saya kira itulah alasannya kenapa dinamakan demikian. Cetot !

Hari Perempuan Brebes

Hari ini 8 Maret ternyata Hari Perempuan Internasional . Dan mungkn karena saya muslim, ingatan saya langsung melesat ke masa enam belas abad lampau. Waktu itu di gurun pasir tandus yang lelakinya begitu dominan ada seorang perempuan kaya raya menikahi seorang pemuda yang adalah pegawainya. Di Makkah, Siti Khodijah (40 tahun) menikah dengan Muhammad SAW (25 tahun), apakah ini peristiwa yang lumrah waktu itu di sana? Jika jawabannya iya mestinya awal sejarah Hari Perempuan ini bisa sampai jauh ke masa itu.

MENIKMATI BENCANA

Gusti Allah pasti sedang menunjukkan Kasih dan Sayang-Nya—di samping keagungan dan ke-Maha kuasaan-Nya. Bagaimanapun menyesakkannya banjir yang baru saja   melanda, kehilangan harta benda dan anggota keluarga, pasti ada hikmahnya. Semoga semua ini disikapi dengan keimanan. Dengan keimanan insyaallah segala yang telah kita alami tak berlalu begitu saja bagai berlalunya air sungai di musim hujan.