Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

PANTAI RANDUSANGA INDAH ?

Saya yakin kalau ditanyakan nama tempat wisata pantai di Brebes kepada warganya jawabannya pasti Randusanga. Pantai Randusanga Indah yang disingkat jadi Parin ini memang  pantainya wong   Brebes. Walau sebutan “indah” rasanya berlebihan namun pantai ini pada hari libur selalu ramai pengunjung. Memang  ada beberapa orang yang mungkin karena sudah sering bolak-balik ke sana dan bosan, mereka bila diajak ke sana mencibir dan menolak, tapi Parin tetaplah Pantai Randusanga yang dianggap indah.

Sarungan, Santri Brebes Upacara di Alun-alun Kota

Mungkin anda pernah mendengar lagu Kota Santri, lagu jadul milik Nasyidaria yang pernah top di awal 1980an, lagu itu jelas bukan sedang bercerita tentang Brebes. Brebes rasanya memang tak pernah disebut sebagai kota santri. Brebes pun bukan daerah tujuan utama calon santri, walaupun di seantero Brebes bisa ditemui banyak Pondok Pesantren. Namun di Hari Santri Nasional peringatannya tak kalah dengan tempat-tempat lain yang dikenal sebagai daerah pesantren. Bahkan ada upacara bendera segala di alun-alun kota dengan melibatkan bupati.

Nglongok Agrowisata Besaran Hijau Jatibarang

Ada banyak tempat rekreasi yang dekat dengan kota Brebes, salah satunya adalah Agrowisata Besaran Hijau Jatibarang . Tempat rekreasi yang lokasinya di sebelah selatan  Kota Brebes itu jaraknya sekitar 10 Km dari jalur pantura dan masih berada di dalam kota Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Menempati  bekas kompleks mBesaran , yaitu rumah dinas pimpinan Pabrik Gula (PG) Jatibarang , tempat rekreasi ini menyediakan banyak wahana untuk bersenang-senang bagi warga sekitar terutama di hari libur.

INTIP GORENG

Sebagai pemirsa televisi, acara kegemaran saya adalah eksis habis , sebuah acara yang menyiarkan sesuatu yang masih ada di sekitar kita sekarang padahal sudah sangat jadul . Sering menontonnya, saya belum pernah menyaksikan acara itu menampilkan intip goreng. Ya, intip alias kerak nasi yang digoreng jadi kerupuk atau seperti rengginang ternyata di zaman magic com makanan asal jadi itu masih eksis  habis. Dan sebelum acara televisi itu mengulasnya, saya harus lebih dulu menuliskannya di sini.

SEMARAK MUHARRAM DESA PETUNJUNGAN

Tak seperti Tahun Baru Masehi yang kemeriahannya tumpah pada malam  pergantian tahun, Tahun Baru Hijriyah punya gaya sendiri. Tak ada pesta kembang api dan pesta gila-gilaan saat detik-detik perpindahan tahun, yang lazim adalah acara doa bersama pada sore hari (ba’da Asyar sampai Maghrib) di masjid-masjid. Kemeriahan justru berlangsung sepanjang bulan Muharrom –bulan pertama Hijriyah—yang berupa karnaval, tabligh akbar atau pengajian di kampung-kampung. Seperti di Desa Petunjungan, Bulakamba, Brebes penyambutan tahun baru dilakukan tepat saat bulan sedang purnama, bertepatan dengan tanggal 5 Oktober 2017 lalu.

MUSIM HUJAN, INGAT BANJIR

Hujan sudah beberapa kali turun. Walau belum rutin, namun tanda-tanda rendeng sudah tampak dari mendung yang setiap hari menggelayut. Dua tiga minggu kedepan sangat mungkin hujan bakal sering turun. Sudah lazim pada bulan Oktober, November, Desember hujan ber ber ber dan banjir biasanya ada di mana-mana. Tak musti banjir besar, sekedar genangan beberapa saat setelah hujan pun bisa disebut banjir dan mengganggu. Dan kenyataannya tak hanya di daerah yang langganan banjir, kini banjir bisa melanda tempat yang secara analisa tak mungkin terkena banjir.

Sega Lengko untuk Vegetarian

Sega Lengko atau (biar meng-Indonesia) Nasi Lengko ternyata gampang ditemui sehari-hari di kampung-kampung di sekitaran wilayah Brebes bagian utara. Entah sejak kapan, yang jelas umumnya para penjual nasi sedia menu satu ini. Nasi putih yang ditaburu irisan tahu- tempe goreng dan sayuran mentah seperti tauge dan  timun  ini sangat disukai anak-anak, mungkin karena ada kecapnya. Dimakan buat sarapan hanya dengan tambahan kerupuk sudah cukup nikmat, cuma orang tua biasanya (yang banyak duit tentunya) butuh tambahan lauk, seperti sate atau apalah.