Langsung ke konten utama

Banjir di Brebes: Semoga Tidak Lagi dan Lagi

Dua tahun berturut-turut terjadi banjir di Brebes dengan pola yang sama: air sungai Pemali meluap dan tanggul tak mampu menahan derasnya air yang memenuhi sungai. Bahkan tahun ini bobot bencananya lebih dari sebelumnya karena ada banjir susulan yang tak cuma disebabkan oleh meluapnya sungai Pemali—di Brebes barat sungai Cisanggarung pun ikut meluap.. Di luar bencana banjir sungai Pemali dan sungai Cisanggarung  itu bencana lain menyusul, yaitu banjir bandang dan baru saja terjadi  tanah longsor di Desa Pasirpanjang, Salem.


Untuk bencana banjir dari sekian banyak pendapat disebutkan penyebabnya adalah tanggul jebol. Website pusat krisis Kementrian Kesehatan pun menyebutkan itu sebagai penyebabnya, walaupun andai saja tak ada tanggul jebol pun air sungai Pemali dipastikan membanjiri desa-desa di sekitarnya karena  sungai benar-benar tak mampu menampung air yang melimpah. Jadi rasanya menyebut tanggul jebol sebagai sebab banjir tidaklah tepat.

Lalu kalau tanggul jebol tidak tepat dijadikan sebagai alasan banjir, apakah curah hujan yang tinggi dan mengakibatkan volume air meningkat penyebabnya? Ini juga jawaban gampangan. Yang pasti harus dilihat dengan jelas di lapangan apa sebab utamanya. Dan Gusti Allah sudah memberi petunjuk, tinggal kita mau mengikuti petunjuk itu atau tiidak, petunjuk itu adalah adanya banjir bandang dan tanah longsor.

Bencana banjir di mana-mana biasanya terkait dengan kerusakan lingkungan. Di banyak tempat sudah bukan rahasia terjadi penggundulan hutan dan berubahnya kawasan bukit jadi villa dan pemukiman. Entah di Brebes hal ini berlangung atau tidak, yang pasti pegunungan dan hutan di wilayah selatan Brebes harus jadi fokus perhatian Pemda jika tidak ingin bencana banjir jadi acara tahunan seperti di Jakarta.

Tanggul ditinggikan dan diperkuat bisa jadi perlu. Pengerukan sungai juga perlu. Tapi kalau tiap tahun air yang datang terus bertambah hasilnya pasti sama saja. Jadi melihat realitas yang ada, sikap Pemda dalam bertindak ke depan diharapkan tidak sekedar sikap reaktif. Masyarakat sudah terbukti tanpa dikomando mau bekerja mengatasi keadaan, tinggal pihak pemerintah mampu tidak membaca keadaan dan menentukan langkah yang tepat.


Mari bersama bekerja demi Brebes yang lebih baik.

Komentar

  1. Alamnya mungkin sudah rusak jadi ikut banjir seperti di Jakarta

    BalasHapus
    Balasan
    1. di mana-mana alamm di rusak. otaknya dulu yang rusak

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAHLAWAN NASIONAL DARI BREBES

Kembali Hari Pahlawan diperingati, suasananya adem-adem saja namun ada satu pertanyaan menggelitik: adakah seorang pahlawan nasional dari Brebes? Ada beberapa makam  pahlawan di Brebes, salah satunya yang pernah saya datangi saat ikut renungan malam waktu jaman sekolah ialah di Jatibarang (di desa Janegara), tapi nama pahlawannya sepertinya tidak ada. Karena kini penasaran saya coba cari informasi dan saya dapati nama Kiai Haji Syatori.

LOGO KABUPATEN BREBES

BREBES ULANG TAHUN