Entah dari mana mau kemana, rombongan
awan pekat pada ba’da Asar dua hari terakhir bergerumbul di langit Brebes. Gerumbulan
itu karena dipastikan tujuannya bukan Brebes, cuma numpang lewat. Hanya beberapa menit memenuhi langit lalu hilang dari pandangan. Syukurnya
ada yang ditinggalkan, yaitu hujan yang lumayan bisa membasahi sawah yang sudah
lama kering kerontang.
Ini pastinya pertanda kemarau sudah
berakhir—memang sudah waktunya. Pastinya pula banyak wajah tersenyum dan bangkitnya
semangat para petani. Anak-anak yang saat bermain sepakbola harus hati-hati
pada hari-hari terakhir karena lapangannya retak-retak, sudah pasti
membayangkan kembali asyiknya bermain bola sambil gupak lumpur. Oktober sudah melewati pertengahan bulan, hari-hari
penuh air pasti tak lama lagi.
Terimakasih awan yang mendung, masih
sudi mampir di Bumi Brebes. Rakyat Brebes sudah lama rindu-kangen pada kalian, datanglah besok hari dan
tinggallah lebih lama. Ada banyak hidangan enak di sini, Sate Blengong, Kupat
Glabed, Sega Lengko, Telor Asin dan Kerupuk Goreng Wedi, minumnya bisa Teh Poci
Gula Batu. Monggo aja sungkan-sungkan.
Iya ya sepertinya sudah mulai memasuki musim penghujan.
BalasHapusDikotaku juga mulai tanda-tanda mendung dan hujan turun sebentar.
Meski suatu anugerah, kekeringan akan berakhir, tapi juga wajib waspada kalau bepergian karena banjir juga jalanan jadi licin.
sering kita jadi lucu dalam menyikapi hidup ini, kemarau minta hujan, giliran hujan ngeluh genteng bocor dan jalan becek hehe
HapusWwkkwkk ...
HapusBegitulah manusia, maaas ...
Ora ono puase
Ini kami yang di Jogja masih menunggu hujan datang nih...
BalasHapussama pak, kita lagi nunggu, hari ini nggak datang hujannya. kayaknya karena ada pengajian
BalasHapus