Langsung ke konten utama

PENGALAMAN PERTAMA PAHINGAN DI DARUSSLAM


Pesantren sebagai lembaga pendidikan telah diakui sebagai sesuatu yang khas Indonesia. Dan di Brebes (yang Indonesia juga) walau jumlah pastinya tidak saya ketahui, jumlah pesantren terus bertambah bahkan bisa dibilang menjamur. Salah satu pondok pesantren yang belum lama berdiri adalah Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang yang diasuh oleh Syeikh Sholeh Muhammad Basalamah. Saya katakan belum lama karena lokasinya di dekat saya sekolah SMP dulu, yang pada masa itu masih lapangan sepakbola. Dengan luas area dan aktifitas yang terus bertambah Pondok Pesantren Darussalam sepertinya sedang berproses menjadi sentra belajar-mengajar ilmu agama—bukan saja bagi santri, juga bagi warga sekitarnya.


Seperti sejak pertengahan tahun 2018, di sana telah berdiri bangunan megah yang kini jadi tempat pengajian rutin yang pengunjungnya tak hanya santri dan warga sekitar, bahkan dari tempat-tempat yang jauh. Tak ada jumlah pasti, tapi menyebut ada ribuan orang yang datang dengan bermacam kendaraan yang jumlahnya ratusan rasanya tidak berlebihan. Salah satu dari ribuan pengunjung yang rutin hadir adalah ibu saya yang terus mengajak saya agar hadir tiap malam Ahad Pahing di Pengajian Burdah. Warga desa kami memang sudah akrab dengan Keluarga Basalamah, maka dengan tempat yang lebih megah semangat menghadiri pengajian rutin makin menjadi. Hingga saya yang tinggal lumayan jauh dari lokasi jadi ikut hadir setelah beberapa kali ingin datang gagal lagi gagal lagi.

Ada pengajian rutin bulanan dan ada yang tiap pekan, yang bulanan Pengajian Burdah tiap malam Ahad Pahing dan istghosah tiap Kamis Keliwon pagi. Adapun pengajian tiap pekan diadakan pada Senin pagi (saya pikir kenapa tidak sore hari pada ba’da Asar?). Dan sudah dua pengajian saya hadiri yang juga disiarkan langsung lewat internet, yaitu pada Ahad Pahing lalu  dan pada Senin sebelumnya, rasanya luar bisa berada di lokasi yang masih dikelilingi tempat terbuka, apalagi bangunan tempat pengajian dibuat seperti masjid zaman dulu yang tanpa pintu-pintu. Syeikh Soleh yang dalam penyampaian materinya lemah lembut membuat saya merasa tidak khawatir dengan masa depan, apalagi pada Ahad Pahing lalu tampak remaja-remaja ramai hadir di sana.

Pengajian Ndandani Urip, begitu yang sering diucapkan Syeikh Soleh, bahwa orang datang ke pengajian tujuannya adalah ikhtiar memperbaiki hidup. Memperbaiki hidup adalah istilah yang terkesan biasa saja tapi rasanya menjadi luar biasa mengingat kondisi sosial masyarakat kita yang tunggang langgang diterjang tsunami informasi.  Apalagi di sana sering dibagi doa-doa bagus untuk jamaah.


Semoga apa yang sedang dibangun di Pondok Pesantren Darussalam Jatibarang bisa langgeng dan istiqomah pada jalan memperbaiki hidup. Semoga Syeikh Soleh Muhammad Basalamah panjang umur dengan penerus yang tak kalah alim. Semoga Allah SWT memberkahi warga Brebes dan Indonesia. Amiin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAHLAWAN NASIONAL DARI BREBES

Kembali Hari Pahlawan diperingati, suasananya adem-adem saja namun ada satu pertanyaan menggelitik: adakah seorang pahlawan nasional dari Brebes? Ada beberapa makam  pahlawan di Brebes, salah satunya yang pernah saya datangi saat ikut renungan malam waktu jaman sekolah ialah di Jatibarang (di desa Janegara), tapi nama pahlawannya sepertinya tidak ada. Karena kini penasaran saya coba cari informasi dan saya dapati nama Kiai Haji Syatori.

HUJAN SUDI MAMPIR

Entah dari mana mau kemana, rombongan awan pekat pada ba’da Asar dua hari terakhir bergerumbul di langit Brebes. Gerumbulan itu karena dipastikan tujuannya bukan Brebes, cuma numpang lewat . Hanya beberapa menit memenuhi langit lalu hilang dari pandangan. Syukurnya ada yang ditinggalkan, yaitu hujan yang lumayan bisa membasahi sawah yang sudah lama kering kerontang.

LOGO KABUPATEN BREBES