Sempat ragu tapi karena tidak enak hati menolak ajakan orang tua akhirnya jalan juga. Kemarin peristiwa nya, yaitu pagi buta pergi pelesir ke Pantai Randusanga ramai-ramai bareng keluarga. Niatnya mau mandi di pantai karena sudah lama dilarang ke pantai oleh sebab takut Corona juga ingin mengakrabkan dan menyenangkan anak-anak mumpung sedang kumpul.
Ragunya karena beberapa hari lalu desa dan jalanan yang biasa dilewati untuk mencapai pantai terkena banjir rob yang merendam hampir seluruh pesisir utara pulau Jawa. Juga tak ada informasi yang bisa didapatkan apakah pantai yang ditutup sudah dibuka kembali atau belum.
Rob memang sudah surut tapi jalanan masih banjir karena sepanjang jalan menuju pantai penataan saluran airnya jelek. Mungkin perlu peninggian badan jalan.
Dan hasilnya kemarin setelah melaju dalam dingin pagi dengan keadaan belum mandi kami hanya ramai-ramai makan di pinggir kali sambil melihat orang-orang mancing. Kami tak bisa masuk karena gerbang dan loket masuk ditutup. Di luar gerbang memang banyak warung di tepi jalan yang menyediakan gubuk-gubuk dari bambu di bantaran kali untuk para pemancing dan di sanalah kami menikmati bekal dari rumah.
Kalau melihat bagaimana Brebes pesisir tidak masuk zona merah karena bisa dibilang tidak ada kasus positif corona dan kehidupan warganya yang normal saja, penutupan pantai di masa ketika kota-kota besar sudah mulai memberlakukan New Normal berkesan lucu. Pasar dan pusat perbelanjaan modern buka, pantai yang rasanya lebih aman justru tutup. Tapi begitulah kenyataannya.
Entah sampai kapan Pantai Randusanga tertutup bagi wisatawan, mungkin kalau pantai-pantai lain sudah kembali ramai. Pastinya pengelola sudah ingin membuka kembali loketnya dan menjual tiket masuk karena ada banyak uang di sana. Jadi kita tunggu tindakan Pemda Brebes akan bagaimana.
Oh, baru tahu kalo pantai randusanga juga tutup, padahal daerah sekitarnya bukan zona merah ya. Semoga cepat dibuka kembali ya pantai nya.
BalasHapus