Ada banyak makanan di Brebes yang karena namanya yang lucu sering memunculkan pertanyaan-pertanyaan. Sebut saja : awul-awul, awug-awug,
blendung, geplak, cethil dan cetot. Nama-nama itu kesannya pada awal munculnya sepontan keluar dari mulut seseorang, karena dirasa enak di telinga maka jadilah nama abadinya. Seperti nama terakhir
yang ternyata sosoknya masih bisa ditemui setiap pagi di pasar. Bentuknya yang
mungil, sensasinya ketika diambil untuk dimakan, saya kira itulah alasannya
kenapa dinamakan demikian. Cetot !
Cetot,
nama ini bisa jadi ada di tempat lain di Jawa selain di Brebes. Makanan dari
tepung aci yang berwarna-warni, dengan bentuk bulat pipih, basah dan lengket di
tangan ini entah ditujukan kepada siapa memang mengundang tanya juga (sepertnyai untuk anak-anak
melihat warnanya yang menyenangkan mata). Penyajiannya yang ditaburu parutan
kelapa dan gula pasir bisa jadi untuk anak-anak. Tapi apakah orang tua tak
suka warna-warni cerah dan rasa manis? Ya, sudah pasti siapa saja boleh memakan
makanan ini, cuma siapa yang kemudian paling tertarik dengannya bisa dikatakan
dialah sasaran yang sesungguhnya.
Saya
dulu suka sekali cetot. Bi Daryu adalah nama yang mudah saya ingat, karena dia
pembuat makanan ini yang tinggalnya dekat rumah saya. Lalu entah berlalu berapa
tahun saya tak pernah memakannya karena tak pernah menemuinya, ternyata di
pasar masih ada yang menjualnya. Mengingat masa lalu tentu penasaran ingin
memakannya lagi, tapi entah mengapa tak ada gairah menikmatinya. Kerupuk antor
yang bahannya sama cuma dikeringkan dan digoreng pasir saya masih menyukainya,
tapi cetot saya merasa ini makanan anak balita.
Cetot
bukan saja namanya yang asal, cara membuatnya pun sepertinya asal. Saya kira cetot
cuma tepung aci yang dicampur air panas—diadoni---kemudian ada yang polos dan
ada yang diberi pewarna (yang mudah ditemui warna merah muda dan hijau) kemudian
dibentuk gulungan seperti lontong kecil dan diiris-iris agak tebal. Cetotnya
sendiri tak ada rasanya. Sensasi kenyal
dan rasa manis gula pasir juga gurih
kelapa parutlah yang membuat ketagihan.
Jangan tanya gizi di sini, walaupun pasti ada kandungan zat bermanfaatnya pada cetot itu. Sebagai jajanan, cetot mungkin sejenis cemilan di antara waktu makan pagi dan makan siang. Untuk mengatasi kejenuhan dan rasa lelah, warna-warninya yang cerah memang menghibur. Cetat cetot cetat cetot...ah
Apakah
makanan yang persis seperti ini ada di luar Brebes?
Kalau dikampung saya ini namanya gatot. ya itu rasanya gimana gitu. kenyal-kenyil dengan warna mencolok.
BalasHapusgatot bukannya cacahan gaplek yang direbus?
HapusYUK !!!!! buruan gabung dan menang kan total hadiah ratusan juta rupiah setiap hari nya hanya di s1288poker agent poker terpecaya .... cuma di sini tempat nya kamu bisa menunjukan kehebatan kamu dalam bermain poker yukkkk daftar kan diri anda sekarang juga
BalasHapusterdapat 7 game dalam 1 user id anda loh.... (PIN BBM: 7AC8D76B)