Langsung ke konten utama

Sega Lengko untuk Vegetarian

Sega Lengko atau (biar meng-Indonesia) Nasi Lengko ternyata gampang ditemui sehari-hari di kampung-kampung di sekitaran wilayah Brebes bagian utara. Entah sejak kapan, yang jelas umumnya para penjual nasi sedia menu satu ini. Nasi putih yang ditaburu irisan tahu- tempe goreng dan sayuran mentah seperti tauge dan  timun  ini sangat disukai anak-anak, mungkin karena ada kecapnya. Dimakan buat sarapan hanya dengan tambahan kerupuk sudah cukup nikmat, cuma orang tua biasanya (yang banyak duit tentunya) butuh tambahan lauk, seperti sate atau apalah.


Mungkin Sega Lengko  makanan yang kemunculannya bukan dari kreatifitas orang Brebes, tapi bisa dibilang ini khas Brebes. Dari Cirebon, Brebes sampai Tegal gampang ditemui penjual Sega Lengko ini, dan karena tak ada hak patennya maka tak penting menu khas ini milik siapa. Makanan yang diracik sederhana ini bisa dibilang mewakili masyarakat setempat yang –bisa dibilang juga—gampangan. Setahu saya sebagai orang yang lahir, tumbuh dan besar di Brebes-Tegal, tak ada makanan yang dibuat begitu rumit dengan cara memasak yang butuh waktu lama. Maka saya yakin saja Sega Lengko khas Brebes.


Bagi mereka yang vegetarian, tak makan daging, Sega Lengko pasti cocok sekali. Atau bagi orang-orang yang tak suka boros, makan dengan lauk seadanya seperti sega Lengko sudah pasti penuh penjiwaan. Semoga saja keberadaan Sega Lengko ini murni kreatifitas atas dasar pengetahuan bahwa makan sehat itu penting. Bukan karena ngirit atau sedang paceklik. Nasi Lengko enak dan perlu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PAHLAWAN NASIONAL DARI BREBES

Kembali Hari Pahlawan diperingati, suasananya adem-adem saja namun ada satu pertanyaan menggelitik: adakah seorang pahlawan nasional dari Brebes? Ada beberapa makam  pahlawan di Brebes, salah satunya yang pernah saya datangi saat ikut renungan malam waktu jaman sekolah ialah di Jatibarang (di desa Janegara), tapi nama pahlawannya sepertinya tidak ada. Karena kini penasaran saya coba cari informasi dan saya dapati nama Kiai Haji Syatori.

LOGO KABUPATEN BREBES

HUJAN SUDI MAMPIR

Entah dari mana mau kemana, rombongan awan pekat pada ba’da Asar dua hari terakhir bergerumbul di langit Brebes. Gerumbulan itu karena dipastikan tujuannya bukan Brebes, cuma numpang lewat . Hanya beberapa menit memenuhi langit lalu hilang dari pandangan. Syukurnya ada yang ditinggalkan, yaitu hujan yang lumayan bisa membasahi sawah yang sudah lama kering kerontang.